Kemajuan Dunia Maritim, Potret Kemajuan Sebuah Bangsa

Anda pernah mendengar tentang kapal RMS TITANIC, kan? Sebuah kapal penumpang berbendera Inggris yang tenggelam pada 15 April 1912. Pasti pernah lihat filemnya!

1912, INDONESIA MASIH TERBELAKANG
Di tahun 1912, Indonesia belum mengecapi kemerdekaan, masih terbelakang. Keadaannya begitu jauh berbeda dengan di Eropa dan Amerika. Filem pertama KINGKONG tahun 1933 cukup menggambarkan keadaan dunia perkapalan dan kemajuan Amerika waktu itu.  Bahkan hingga tahun 1931 ketika Empire State Building setinggi 443 meter dibangun, penduduk Batavia (DKI Jakarta jaman doeloe) yang laki-laki masih berambut gondrong dan gimbal serta berkutu. Saya pernah melihat foto lama bergambar 3 lelaki tanpa baju penduduk Batavia yang sedang duduk berjejer sambil "petan" mencari kutu di rambut mereka yang gondrong dan gimbal (jarang mandi dan bersisir). Lelaki normal Batavia waktu itu penampilannya kurang lebih hampir mirip dengan gelandangan pengemis saat ini.


Jadi, ketika orang-orang Eropa, Jepang dan Cina sudah bermigrasi ke Amerika, bangsa kita masih sibuk mencari kutu di rambut temannya. Geli jadinya!

30 TAHUN KEMUDIAN ...
Sekitar tahun 1940-an ketika Jepang datang, baru tampak perubahan keadaan. Jepang sendiri membuktikan sebagai bangsa Asia yang sangat maju karena memiliki armada perkapalan yang besar. Bahkan kapal induk Jepang dengan ratusan pesawat berhasil menduduki Pearl Harbour (Amerika Serikat). Inilah foto yang menggambarkan keadaan pelabuhan Batavia sekitar tahun 1940-an.



40 TAHUN SETELAH RMS TITANIC TENGGELAM ...
PT PELNI baru berdiri 40 tahun setelah tenggelamnya RMS Titanic dengan modal 8 kapal bekas penjajah Belanda yang disita pemerintah RI yang baru beroperasi secara nasional. Dan operasi keluar negeri kapal-kapal PELNI hingga hari ini masih terbatas ke Davao City (Filipina) dan Dili (Timor Leste). Hingga tahun 1980-an kapal-kapal nasional yang sudah tidak layak pakai masih beroperasi. Barangkali musibah Kapal TAMPOMAS 2 yang tenggelam juga merupakan akibat keadaan kapal yang sudah "renta" dan harus "pensiun". Secara umum, dunia transportasi Indonesia memang tetap tertinggal jauh ... Saat ini ketertinggalannya mungkin berkisar 30 - 35 tahun. Ada kemajuan 5 tahun jika dibandingkan dengan tahun 1912.

SERIUS MAU JADI PELAUT?


Banyak hal yang perlu dipikirkan -- dipertimbangkan -- lagi jika Anda tidak benar-benar serius bercita-cita menjadi pelaut.

Biaya Pendidikan, Kursus, Sertifikat
Investasi pendidikan untuk pelaut bisa dikatakan cukup mahal. Upgrade sertifikat perlu biaya. Update sertifikat juga perlu biaya. Saat libur di darat perlu berfikir mengenai kursus-kursus tambahan yang berarti juga tambahan biaya.

Sapi Perahan Manning/ Crew Agency
Bagi pelaut yang memperoleh pekerjaan melalui manning/ crew agency, maka ada prosentasi yang mau tidak mau harus rela dipotong untuk agen.

Waktu Untuk Keluarga
Waktu untuk keluarga bisa dikatakan sangat sedikit. Berlabuh 5 bulan; liburnya hanya seminggu atau dua minggu. Pelaut yang hebat akan berusaha menjadikan waktu liburnya yang sedikit menjadi momen yang berkualitas dan tak terlupakan.

Rasa Rindu
Seorang pelaut harus bisa menahan dan bersabar untuk tidak bertemu dengan orang-orang yang dicintainya selama berbulan-bulan.

Perempuan
Tidak banyak perempuan yang mau menjadi isteri pelaut karena sering ditinggal sendirian oleh suami. Perempuan yang mau menjadi isteri pelaut hanyalah perempuan yang tegar dan siap menghadapi tantangan hidup.

Kehidupan Seksual
Kebanyakan pelaut yang tidak bisa mengendalikan diri akhirnya terlibat hubungan seksual di luar nikah. Hal ini membahayakan pribadi (penyakit seksual menular) dan juga membahayakan keluarga (perceraian).

Rumah Tangga
Tidak sedikit rumah tangga pelaut yang hancur akibat perceraian karena sang isteri yang kesepian atau suaminya sang pelaut doyan jajan perempuan setiap berlabuh.